Ini cuma mimpi. Untungnya. Tak ada yang benar-benar nyata. Tapi mimpi, uniknya bisa membuat kita merasakan sesuatu seperti di dunia nyata. Senang, sedih bahkan takut. Seperti malam ini yang… seharusnya terasa aneh dan lucu, tapi ternyata malah menakutkan.
Ada yang pernah mendengar nama Bella Lugosi? Dia aktor terkenal di tahun 30an. Aktor yang terkenal karena memerankan peran Dracula, adaptasi dari novel Bram Stoker. Malam ini, Bella jauh-jauh dari kuburannya di Amerika sana untuk datang ke mimpi saya. Untuk apa? Entah, mungkin niatnya menakut-nakuti saya. Meski bukan kehadirannya akhirnya yang membuat saya takut, tapi malah kematiannya. Ya Bella yang sudah mati kini mati lagi di mimpi saya. Oh malangnya orang itu.
Bella adalah orang kedua dalam mimpi malam itu yang mati, setelah sebelumnya Frankie (Frank) yang mendadak mati tertawa di depan saya. Frank berbadan besar. Sangat besar. Dan ia mati sesaat setelah saya tanya ruangan di belakang panggung saat kami semua mementaskan pertunjukkan di sebuah gedung. Oiya, disana ada juga Vampira (aktris US di tahun 30an) dan Bang Beni. Yup! Bang Beni merupakan seorang Betawi. Dan kehadirannya sebagai satu-satunya orang betawi di tengah-tengah orang bule di dalam mimpi saya juga sama misterinya dengan kenapa saya ada disana.
Oke, apa yang sebenarnya terjadi?
Malam itu, Bang Beni ingin membuat sebuah pertunjukkan lenong di rumahnya. Lenong yang berceritakan sejarah mengenai orang-orang Betawi jaman penjajahan Belanda. Hebatnya, Bang Beni berhasil mengajak Bella Lugosi, Frank dan Vampira untuk main di lenongnya. Meski saya heran dengan Bang Beni yang malah mempekerjakan bule untuk bermain lenong. Memang unik, tapi ada apa dengan Bang Bokir, Mandra dan seniman betawi lainnya? Ah, entahlah, namanya juga mimpi. Suka-suka merekalah. Atau suka-suka saya.
Pertunjukkan berjalan baik sampai saya datang ke belakang panggung dan menemukan sebuah ruangan yang belum spernah saya lihat. Di dekat saya ketika itu ada Frank. Maka saya tanya dia, “Ruangan apa ini Frank?”
“Gak tau.” Balas Frank singkat. “Gak boleh ada yang masuk sama Bang Beni kesana.” Lanjutnya.
“Masa? Emang isinya apa ya Frank?” tanya saya.
Tiba-tiba Frank tertawa, seolah menertawakan saya yang berusaha mencari tauh apa yang ada di dalam ruangan tersebut. Frank tertawa pelan, lalu keras dan akhirnya sepeti mengejang. Lalu dia mati dengan mulut menganga setelah tertawa. Luar biasa. Begitu saja dia mati.
Kaget dengan apa yang terjadi, saya hanya diam mematung melihat Frank di lantai. Lalu Bella muncul dan bertanya kenapa Frank mati? Lalu saya ceritakan apa yang terjadi, juga rasa penasaran saya dengan ruangan tersebut. Lalu Bella tiba-tiba bergetar dan mulai tertawa. Dan sama seperti Frank, Bella lalu mati.
Ada yang aneh dengan ruangan tersebut. Saya yakin itu. Semua korban mati berhubungan dengan ruangan tersebut. Apa ruangan tersebut yang menyebabkan kematian mreka? Sepetinya ada lagi sesuatu yang menjadi kesamaan semua korban. Semuanya mati setelah ditanya, lalu tertawa mengejang. Apa lagi ya?
Oh, iya. Semuanya ditanya oleh saya.
Ah, cuma mimpi.