Mau menulis. Harus menulis. Tapi apa? Apa yang mau ditulis? Apa sajalah. Yang penting tertulis. Yang penting bisa menulis. Baiklah, tulis apa saja yang terpikirkan. Ya, boleh. Itu juga boleh. Tulis semua yang kita pikirkan. Seperti kenapa kamarku masih gelap? Lampunya memang mati. Tapi ini kan sudah siang. Oh, tirainya belum kubuka. Ah, malas bergerak. Sudahlah, toh aku lebih suka gelap. Nanti saja kubuka, kalau aku sudah mau pergi dari sini. Ini hari jumat ya? Berarti nanti harus ke masjid. Sebentar, jumat? Oh, Naruto dan One Piece keluar hari ini. Baiklah, tulisannya dilanjutkan nanti saja. Lihat mereka dulu ah!
Seru. Tapi lama-lama membosankan baca komik. Aduh, kaki kiriku masih sakit. Sepertinya ada bagian yang keseleo dan memar. Harus ke dokter? Malas. Tapi sakit juga. Dadaku juga makin sesak lama-lama. Susah berdiri tegak. Semoga hanya memar. Ah, dibandingkan badanku, motorku bagaimana ya? Belum kulhat lagi kondisinya. Makin parah sepertinya. Tadi malam sepertinya cukup banyak yang bengkok. Stang, pijakan kaki juga. Hufff... Aku harus berhenti naik motor tengah malam. Bahaya dengan mata seperti ini. Dasar sipit!!! Lama-lama mengesalkan punya mata payah seperti ini. Sipit, minusnya tinggi. Serba susah.
Ah, ini Bob Dylan? Aku lupa punya lagu-lagu Bob Dylan di Itunes-ku. Sudah lama sekali ya. The answer my friend, is blowin' in the wind. Jadi begitu ya? Ada di angin ya Bob jawabannya? Baiklah, nanti aku tanya pada mereka. Semoga memang mereka punya jawabannya. Semoga ya. Harmonikanya bagus suaranya. Bob emang hebat. Aku ingin belajar harmonika. Menarik sepertinya. Lagipula bentuknya yang kecil bisa dibawa kemana-mana. Aku mau satu. Tapi uangnya? Ah, mungkin baru bulan depan aku bisa beli. Eh, apa bisa ya? Keuanganku harus dipikirkan lagi. Sejauh ini sudah berhasil menabung sedikit. Rasanya sayang kalau harus cepat-cepat dibelikan sesuatu. Tapi aku mau Harmonika. Umm... Mau main drum lagi juga. Ah, banyak maunya ternyata.
Kupingku sakit. Lagi-lagi seperti tersumbat air. Tapi kali ini sakit. Kenapa ya? Ah, terlalu banyak masalah badan ini. Dasar rongsokan! Mulai bingung mau tulis apa. Apa sudah selesai ya? Apanya? Oh, itu. Tidak tahu. Tak mau tahu. Tidur ah! Tapi sakit bukan? Iya, dadanya. Sulit diluruskan. Yakin tak mau ke rumah sakit? Mau, tapi repot. Tahu sendiri kita harus ke Pondok Gede sebelum ke Rumah Sakit. Oiya! Dasar birokrat! Sampah. Bisanya cuma buat orang lain susah!
Besok kuliah tambahan ya? PTE kalau tidak salah. Makin susah ya? Makin sulit dimengerti. Rasanya tertekan tinggal berlama-lama di kelas itu. Orang-orang sepertinya cepat mengerti ya? Kita yang terlalu bodoh, atau mereka memang pintar-pintar? Umm... sepertinya yang pertama lebih masuk akal sih. Iya juga, kita tak pernah sukses di kelas apapun yang ada angkanya. Hahaha...! Benar juga ya. Ingat Bu Laksmi ya tiba-tiba? Hehehe. Kelas paling menakutkan. Enam Dua ya? Kangen masa-masa SMA ya? Tidak juga. Yang lalu tidak bisa diulang. Cuma sekarang punya kita. Aduhai, jadi bijak sekali.
Ah, dadaku makin sakit. Baik... baik. Aku berhenti. Makin panas kamarku rasanya. Aku mau es krim. Es jeruk juga enak sepertinya. Ah, tidur!
No comments:
Post a Comment